Top 10 similar words or synonyms for sulistyo

setyo    0.853776

wahyudi    0.851526

setiadi    0.847845

hermawan    0.843105

budiono    0.839913

prasetyo    0.839631

setyawan    0.838217

drg    0.837627

kurniadi    0.836971

purwanto    0.835246

Top 30 analogous words or synonyms for sulistyo

Article Example
Sulistyo Tirtokusumo Sulistyo Tirtokusumo () adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa koreografi tari yang dipentaskan di berbagai panggung pertunjukan, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Dia merupakan salah satu penari di Istana Negara. Sulistyo Tirtokusumo menjabat sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementrian Kebudayaan Republik Indonesia.
Cipto Sulistyo Cipto Sulistyo memulai bisnis tahun 1990. Nusuno berasal dari nama tiga orang pendirinya yaitu Nuzulul Haque, Cipto Sulistyo dan Danardono. Nusuno awalnya membidangi jasa kontraktor dan konsultan perencanaan bangunan. Ketiga pendirinya yang sekolah di SMP 42 Jakarta Selatan adalah anak pejabat, sehingga banyak mendapat proyek. Ketika itu dalam sebulan Nusuno mengerjakan proyek senilai Rp. 5 Miliar. Akhirnya kedua teman Cipto tersebut tidak aktif dalam pengelolaan perusahaan dan Cipto Sulistyo menjadi pemilik tunggal. Setelah sukses dalam bisnis kontraktor, Cipto memasuki bisnis properti. Tahun 1997 karena krisis finansial Asia 1997, Nusuno pernah terlilit utang usaha senilai Rp. 15 Miliar. Namun berhasil dibayar lunas.
Sulistyo Tirtokusumo Sulistyo lahir di Solo, Jawa Tengah, 6 Juli 1953. Sejak usia muda sudah mengakrabi dunia kesenian, utamanya seni tari dengan belajar pada mpu tari R.M. Wignyohambegso dan bergabung dalam Pawiyatan Kabudayan Keraton Surakarta (1966-1971). Menginjak usia 16 tahun, ia memenangi seleksi menjadi penari dalam sendratari Ramayana dan dipersiapkan memerankan Rama dalam Sendratari Ramayana Prambanan yang diikutkan pada Festival International Ramayana di Pandaan, Jawa Timur (1971). Sejak itu, ia menjadi pemeran lakon Rama dalam sendratari Ramayana. Ia juga menari di Istana Negara, Taman Mini Indonesia Indah, dan tempat-tempat lainnya. Ia juga belajar tari Bedaya dan Srimpi kepada R.Ay. Laksmintorukmi, Nyi Bei Pamarditoyo dan R. Ngaliman Tjondropangrawit. Tahun 1971, pindah ke Jakarta dan bergabung di kelompok Padnecwara pimpinan Retno Maruti sebagai asisten koreografer dan penari. Selain bersama Retno Maruti, Sulistyo juga sering membantu pagelaran tari karya Sardono W. Kusumo, Sal Murgiyanto, dan Wiwiek Sipala. Tahun 1973, Sulistyo mulai menciptakan koreografi antara lain; tari ‘Catur Sagotro’ (1973), tari ‘Yudhasmoro’ (1973), tari ‘Bedaya Ratnaningprang’ (1974), drama tari ‘Bisma Gugur’ (1975), drama tari ‘Aryo Jipang’ (1979), tari ‘Kirono Ratih’ (1981), tari ‘Diam’ (1987), tari ‘Bedaya Suryo Sumirat’ (1990), tari kontemporer ‘Panji Sepuh’ (1993), tari ‘Puspito Retno’ (1998), tari kontemporer ‘Nyai Sembako’ (1999), dan tari ‘Krisis’ (1999). Kemampuannya menari dan menciptakan tarian, mengantarnya keliling dunia. Ia mementaskan karya tarinya di berbagai festival di luar negeri di antaranya Moomba Festival, Australia (1975), International Ramayana Festival Bangkok, Thailand (1991), Cervantino Festival, Juanajuato, Meksiko (1992), Korean International Dance Event, Seoul, Korea Selatan (1995), International Ramayana Festival, Angkor, Kamboja (1996), dan Indonesian-Japan Friendship Festival, Jepang (1997). Selain sebagai penari dan koreografer, ia pernah menjadi sekretaris pribadi Duta Besar Indonesia di Vatikan, pegawai negeri sipil di Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (kini Departemen Kebudayaan dan Pariwisata), menjabat sebagai Direktur Jenderal Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa sejak Agustus 2006, dan Direktur Kebudayaan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. Karya-karyanya hingga kini terus menjadi bahan diskusi dan kajian para peminat tari, khususnya tari Jawa. Beberapa komunitas seni sempat pula mendaur ulang karya Sulistyo. Salah satunya ialah pentas ‘Panji Sepuh’ bersama Goenawan Mohammad dalam Festival Pembukaan Museum Nasional Singapura pada 2006.
Arie Sulistyo Brigjen Pol (Purn) Arie Sulistyo () adalah seorang perwira tinggi Polri yang sejak 3 Mei 2014 hingga 3 September 3014 mengemban amanat sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Keamanan Sahli Kapolri.
Cipto Sulistyo Tahun 2004 Nusuno mengerjakan Perumahan Puri Bintara di Bekasi seluas 6 hektare. Jenis rumah yang dipasarkan mulai dari tipe 64 dengan harga Rp. 215 Juta/unit dan Bintara Estate 1 hektare di Bekasi berupa town house sebanyak 60 unit dengan harga Rp. 250-700 Juta tiap unit. Nusuno juga membangun Puri Juanda Regency di Bekasi Timur dengan lahan 6 hektare terdiri dari 266 unit rumah dengan harga Rp. 130 Juta per unit. Proyek keempatnya Nusuno adalah Puri Pakujaya di Tangerang dengan lahan 2,2 hektare dan terdiri atas 97 unit rumah tipe 39 seharga Rp. 70 juta/unit. Proyek perumahan kelima adalah Puri Kranji Regency di Bekasi, sebanyak 260 unit dengan luas tanah 4 hektare. Nusuno juga membangun Grand Valley Residence di Depok seluas 33 hektare dengan investasi Rp. 1,3 Triliun, dan kota mandiri Kalimalang Epicentrum seluas 21 hektare dengan investasi Rp. 800 Miliar. Nusuno juga mengembangkan Apartemen Square Garden di Cakung, Jakarta Timur. Apartemen ini memiliki empat menara, satu menara terdiri atas 124 unit dengan harga Rp. 109 Juta/unit dan Apartermen Eastonia di Jatiwaringin Pondok Gede dengan lahan 3 hektare.