Top 10 similar words or synonyms for poerbonegoro

firrina    0.854654

stani    0.849445

keduk    0.848895

koesnan    0.846102

escswitzerlandj    0.845822

saguing    0.845810

maryanti    0.845725

hornepayne    0.845438

neere    0.844647

wiradikarta    0.844633

Top 30 analogous words or synonyms for poerbonegoro

Article Example
Poerbonegoro Soemitro Kolopaking Raden Adipati Arya Poerbonegoro Soemitro Kolopaking adalah bupati Kabupaten Banjarnegara sejak 1927 sampai 1945. Tahun 1945 terpilih menjadi seorang anggota BPUPKI.
Poerbonegoro Soemitro Kolopaking Ia adalah anak dari Raden Tumenggung Jayanegara II dengan pangkat "Adipati Arya" yang merupakan keturunan Kanjeng Raden Adipati Dipadiningrat. Sebagai bupati, ia mengalami 3 zaman, yaitu zaman Hindia Belanda, Jepang dan Republik Indonesia. dan menerima sebutan "Gusti Kanjeng Bupati", lalu "Banjarnegara Ken Cho" dan terakhir sebagai "Bapak Bupati".
Brigade infanteri 6 Sejarah Brigif-6 diawali dengan penyusunan Komando Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Surakarta pada tanggal 17 Oktober 1945 oleh GPH Poerbonegoro dengan nama Divisi Istimewa TKR. Divisi ini kemudian menggunakan nama lagi sebagai Divisi X TKR. Pada tanggal 24 Januari 1946 Divisi X TKR diganti namanya menjadi Divisi IV/Panembahan Senopati dengan kekuatan 4 Resimen TRI termasuk Resimen-26 dan 6 Resimen dari Badan-badan Perjuangan. Komandan adalah Jenderal Mayor Soetarto.
Freemasonry di Indonesia Dr. T.H. Stevens, seorang sejarawan Belanda, dalam bukunya berjudul "Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962", yang edisi bahasa Indonesianya diterbitkan oleh Sinar Harapan dalam jumlah yang sangat terbatas, banyak memaparkan tentang gerakan dan tokoh-tokoh Freemasonry di Indonesia. Tokoh-tokoh Mason Indonesia menurut buku tersebut —yang dilengkapi foto-foto ekslusif sebagai buktinya— banyak menyangkut nama-nama terkenal seperti Sultan Hamengkubuwono VIII, RAS. Soemitro Kolopaking Poerbonegoro, Paku Alam VIII, RMAA. Tjokroadikoesoemo, dr. Radjiman Wedyodiningrat, dr. Tengku Mansyur (Gubernur Negara Sumatera Timur), dan banyak pengurus organisasi Boedhi Oetomo.
Sekolah Penerbangan TNI Angkatan Laut Sejarah perkembangan TNI Angkatan Laut diawali pada masa terbentuknya Negara Republik Indonesia Serikat (RIS), sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tahun 1949 di Den Haag, Belanda. Sebagai tindak lanjut KMB, berlangsung penyerahan semua aset milik pemerintah kolonial Hindia Belanda kepada RIS termasuk aset Angkatan Perangnya. Angkatan Laut Republik Indonesia Serikat (ALRIS) memperoleh pelimpahan berbagai peralatan dan instalasi militer yang sebelumnya dikelola oleh Koninklijke Marine (KM), termasuk di dalamnya Marine Vlieg Kamp (MVK – Pangkalan Penerbangan Angkatan Laut) Morokrembangan dan Tanjung Priuk, tetapi tidak ada satu pesawat terbang pun yang diserahkan. Pesawat terbang Amfibi Catalina milik Marine Luchtvaart Dienst (MLD – Dinas Penerbangan Angkatan Laut Belanda) diserahkan kepada Angkatan Udara RIS. Hal ini dapat dipahami karena Angkatan Laut RIS pada saat itu belum memiliki seorang penerbang pun. Sebelumnya pada tahun 1949 pemerintah Hindia Belanda telah mengirim lima orang pemuda untuk mengikuti pendidikan Perwira AL di negeri Belanda. Dua diantaranya mengikuti pendidikan penerbang, yaitu Taruna Moedjono Poerbonegoro dan Taruna Sahono Subroto. Mereka mengikuti pendidikan di Koninklijk Instituut voor de Marine (KIM – Lembaga Pendidikan Perwira Angkatan Laut Kerajaan Belanda) yang terletak di kota Den Helder. KIM pada mulanya memang mempunyai bagian Penerbangan (Vliegdienst) di samping bagian Pelaut, Teknik, Teknik elektro, Marinir dan Administrasi.